Bisa Rusak Organ Dalam, Penyakit Sifilis Terjadi pada Siapa Saja?

Klinik Apollo – Sifilis adalah penyakit yang tergolong sebagai infeksi menular seksual. Kondisi ini mempunyai tahapan-tahapan yang berakhir di tersier, tahap yang mampu merusak jantung, otak, dan lain sebagainya. Lantas penyakit sifilis terjadi pada siapa saja?

Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai orang yang berisiko terkena sifilis, penyembuhan, hingga komplikasi.

Jika mengetahui informasi ini secara mendalam, Anda akan mendapatkan wawasan yang baru mengenai sifilis. Berikut pembahasannya.

Penyakit Sifilis Terjadi pada Pria dan Wanita yang Seperti Apa?

Ilustrasi Penyakit Sifilis Terjadi Pada Siapa Saja?
Ilustrasi Penyakit Sifilis Terjadi Pada Siapa Saja? (Sumber: Klinik Apollo)

Ya, Anda tidak salah membaca. Sifilis yang merupakan penyakit menular seksual yang muncul akibat Treponema pallidum ini memang bisa menginfeksi laki-laki maupun perempuan tanpa memandang usia. Jadi, remaja ataupun dewasa dapat terinfeksi bakteri sifilis.

Penyakit sifilis lebih sering terjadi pada pria dan wanita yang memiliki usia antara 20 hingga 30 tahun. Faktornya sangat jelas, yaitu sering berhubungan seksual tanpa pengaman, bercinta dengan lebih dari satu orang, menderita HIV/AIDS, biseksual, gay, dan lain sebagainya.

Penyakit sifilis ini dimulai sebagai luka yang terjadi pada organ genital, rektum, atau mulut. Luka itu muncul di area yang terinfeksi. Munculnya luka atau lesi tersebut akan terjadi 10 sampai dengan 90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh.

Kemunculan tanda yang berupa lesi itu disebut dengan sifilis primer. Apabila tidak ada pengobatan untuk tahap primer, luka di sekitar alat kemaluan, mulut, bibir, atau anus menghilang.

Namun, suatu tahap yang bernama sifilis sekunder akan muncul. Sifilis yang berkategori sebagai tahap kedua ini dapat menimbulkan ruam di kulit. Kulit yang terserang, umumnya di telapak kaki dan tangan.

Tidak hanya ruam, penderita sifilis juga akan merasakan beberapa hal berikut:

  • Pusing dan demam
  • Nyeri di persendian
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Rambut dapat rontok dengan mudah
  • Letih yang berlebihan

Jika memang tidak mengobati sifilis tahap awal, sebaiknya tangani saat ada dalam fase ini. Sebab, fase selanjutnya, yakni laten memang tidak berdampak apa pun.

Banyak orang yang mengira bahwa tahap laten tidak berbahaya, padahal bakteri masih menetap dalam tubuh, loh, dan bakterinya dapat menyebar kepada individu lain.

Penyembuhan

Dokter akan mengidentifikasi bakteri sifilis dengan tes darah atau yang lainnya terlebih dahulu, sebelum ia memberikan pengobatan kepada penderita.

Ada beberapa obat dengan mekanisme yang berbeda untuk penyakit sifilis yang terjadi pada siapa pun ini, yaitu:

  • Antibiotik suntik: Obat ini direkomendasikan untuk tahap primer dan sekunder. Dokter akan menyuntikkan antibiotik ke dalam otot penderita.
  • Intravena: Metode intravena diperuntukkan bagi pengidap sifilis tersier termasuk wanita hamil. Dokter akan memanfaatkan infus sebagai alat untuk mengobati pengidap.

Setelah melangsungkan terapi, mungkin dokter akan merekomendasikan pemeriksaan darah untuk yang kedua kali untuk memastikan sifilis sudah sembuh total.

Komplikasi

Sifilis yang tidak segera diatasi dapat memancing komplikasi yang membahayakan kesehatan. Berikut adalah dampak yang disebabkan oleh Treponema pallidum yang tidak dimusnahkan dengan penyembuhan medis:

  • Gumma yang bersarang di kulit, hati, tulang, atau bagian lain dalam tubuh.
  • Masalah neurologis yang dapat menyebabkan Anda mengalami stroke, sakit kepala berat, meningitis, kelainan pendengaran, impotensi, dan demensia.
  • Risiko terkena HIV meningkat pesat.
  • Kematian dan kelainan yang terjadi pada bayi.

Itulah informasi mengenai penyakit sifilis yang meliputi faktor risiko, penyembuhan, dan komplikasi. Sangat dianjurkan untuk melakukan hubungan seksual dengan cara yang benar, seperti pemakaian kondom secara teratur.

Sumber: Klinik Apollo

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu