Penyakit Klamidia Bisa Datangkan Kondisi Lain? Ini Nama Penyakitnya!

Ilustrasi Penyakit Klamidia Bisa Datangkan Kondisi Lain? Ini Nama Penyakitnya!

Klinik Apollo – Infeksi menular seksual, klamidia, mungkin tidak sesanter penyakit kelamin yang sejenis. Namun, individu yang mengalami penyakit klamidia juga dapat mengalami kondisi medis lain.

Bagaimana bisa? Ya, itu karena penderita yang kurang memperhatikan kondisi diri sendiri, seperti tidak peduli, bahkan tidak mengobati klamidia dengan maksimal.

Lantas apa nama-nama penyakit yang disebabkan oleh klamidia? Berikut pembahasannya.

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih (uretritis) adalah organ-organ saluran kencing yang terinfeksi. Selain karena mikroba, penyakit ini juga muncul karena klamidia.

Gejala dari ISK sendiri terdiri atas nyeri, sensasi terbakar saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil yang meningkat, dan keluarnya cairan dari uretra.

2. Epididimitis

Anda harus mengetahui bahwa saluran yang menghubungkan testis dengan saluran ejakulasi (epididimis) dapat mengalami peradangan akibat banyak faktor, klamidia salah satunya.

Setelah terinfeksi, testis akan merasakan nyeri dan bengkak. Tidak hanya itu, infeksi di bagian ini pun mampu meningkatkan risiko gangguan kehamilan.

3. Radang panggul

Radang panggul atau PID terjadi pada saat infeksi bakteri naik dari vagina ke rahim, saluran tuba falopi, dan indung telur.

PID dapat merusak organ reproduksi wanita, menyebabkan nyeri panggul kronis, masalah kehamilan, kehamilan ektopik, dan meningkatkan risiko infeksi menular seksual lainnya.

4. Proktitis

Peradangan rektum yang disebut proktitis terjadi apabila infeksi klamidia menyebar ke anus. Penyebaran bakteri ini berasal dari hubungan intim yang dilakukan lewat anus.

Adapun gejala meliputi rasa sakit, perdarahan, atau keluarnya cairan dari lubang pelepasan.

5. Konjungtivitis

Klamidia juga dapat menginfeksi mata dan menyebabkan peradangan di selaput lendir mata. Hal ini dapat menyebabkan mata merah, gatal, berair, dan mengeluarkan kotoran.

Oleh karena itu, ada baiknya melakukan pemeriksaan secara rutin, mengadopsi praktik seks yang aman, dan berkonsultasi dengan dokter ahli untuk menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah penularan infeksi.

Sumber: Klinik Apollo

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu