Klinik Apollo – Bagaimana herpes menyebar dengan cepat? Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang umum terjadi di seluruh dunia.
Meskipun telah lama dikenal dan dipelajari, masih ada misteri yang menyelimuti tentang bagaimana penyakit ini menyebar dengan cepat.
Faktor Penyebaran Herpes
Dokter ahli akan membahas beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran herpes dan mengungkap misteri di baliknya.
1. Herpes simpleks virus tipe 1 dan tipe 2
Ada 2 jenis virus herpes yang paling umum yaitu herpes simpleks virus tipe 1 (HSV-1) dan herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2).
HSV-1 umumnya terkait dengan infeksi pada area mulut dan wajah, seperti cold sore atau herpes labialis, sedangkan HSV-2 umumnya terkait dengan infeksi pada area kelamin.
Namun, keduanya dapat menyebar ke area lain melalui kontak langsung.
2. Penularan melalui kontak kulit ke kulit
Salah satu faktor yang menjelaskan penyebaran cepat herpes adalah kemampuan virus untuk ditularkan melalui kontak langsung antara kulit yang terinfeksi dan kulit yang tidak terinfeksi.
Ini bisa terjadi saat hubungan seksual, baik melalui kontak genital atau oral.
Meskipun virus herpes tidak dapat menembus kulit yang sehat, jika ada luka kecil, lecet atau retakan pada kulit, virus dapat masuk dan menyebabkan infeksi.
3. Asimtomatik dan gejala ringan
Salah satu misteri herpes adalah bahwa banyak orang yang terinfeksi tidak menyadari bahwa mereka membawa virus ini.
Infeksi herpes dapat bersifat asimtomatik yang berarti tidak menunjukkan gejala yang jelas. Orang-orang dengan infeksi asimtomatik masih dapat menularkan virus kepada pasangan seksual mereka tanpa menyadari hal itu.
Selain itu, beberapa orang mengalami gejala yang sangat ringan sehingga sulit untuk dikenali sebagai herpes.
4. Penularan tanpa hubungan seksual
Meskipun herpes umumnya dikaitkan dengan penularan melalui hubungan seksual, fakta mengejutkan lainnya adalah bahwa virus ini juga dapat menyebar melalui kontak non seksual.
Misalnya, penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi, seperti saat berbagi alat makan, sikat gigi atau benda lainnya.
Selain itu, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi herpes dapat terinfeksi selama proses persalinan pervaginam.
5. Peran laten dan reaktivasi virus
Setelah infeksi awal, virus herpes dapat masuk ke dalam fase laten di dalam sel saraf dan tetap tidak aktif dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama.
Namun, dalam beberapa situasi, seperti stres fisik atau emosional, perubahan hormon atau penurunan kekebalan tubuh, virus dapat menjadi aktif kembali dan menyebabkan serangan herpes seperti reaktivasi.
Hal ini dapat terjadi tanpa adanya gejala yang jelas dan orang yang mengalami reaktivasi dapat menularkan virus kepada orang lain.
6. Penggunaan kondom (pengaman) dan perilaku seks aman
Meskipun tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan herpes, tindakan pencegahan dapat membantu mengurangi risiko penularan.
Penggunaan kondom dalam setiap hubungan seksual dapat membantu melindungi dari penularan herpes, meskipun tidak sepenuhnya menjamin.
Selain itu, menghindari kontak langsung dengan area yang terinfeksi, menjaga kebersihan pribadi dan menghindari berbagi benda-benda pribadi juga merupakan langkah-langkah penting untuk mencegah penyebaran virus.
Misteri di balik penyebaran herpes masih menjadi fokus penelitian dan pembelajaran. Dalam upaya untuk menghentikan penyebaran penyakit ini, penting bagi setiap orang untuk memahami risiko dan menerapkan praktik seks yang aman.
Baca Juga: Bibir Penuh Luka? Hati-Hati, Itu Bisa Jadi Gejala Herpes!
Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau dokter ahli untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana herpes menyebar dengan cepat dan cara menjaga kesehatan seksual yang baik.
Sumber: Klinik Apollo
0 Komentar