Tak Hanya Genital, Sifilis pun Muncul di Selangkangan, Kok Bisa?

Klinik Apollo, Jakarta – Sifilis adalah penyakit menular seksual yang masih eksis hingga saat ini. Kondisi tersebut dapat menyerang alat kelamin, anus, dan mulut.

Namun, masih banyak yang belum mengetahui bahwa sifilis di selangkangan dapat muncul.

Diketahui, penyakit ini kerap kali dialami oleh orang dewasa baik pria maupun wanita yang mungkin jarang terjadi di selangkangan.

Bagaimana bisa selangkangan terinfeksi sifilis dan apa gejala yang muncul dari bakterinya? Para pembaca sekalian, simak pembahasan berikut ini agar mengetahui secara jelas dan mendalam.

Kenapa Sifilis Bisa Muncul di Selangkangan?

Ilustrasi Sifilis di Selangkangan
Ilustrasi Sifilis di Selangkangan (Sumber: canva)

Treponema pallidum yang merupakan bakteri penyebab sifilis. Bakteri dapat masuk ke tubuh melalui lecet di kulit atau selaput lendir yang terpapar langsung dengan cairan tubuh yang mengandung bakteri.

Sifilis bisa menginfeksi selangkangan karena daerah tersebut menjadi salah satu area yang terlibat langsung selama aktivitas seks.

Patogen dapat menyebar dengan mudah melalui perilaku yang berhubungan dengan luka, lecet, atau membran mukosa pada genital, anus, atau mulut.

Kalau individu berinteraksi langsung dengan penderita sifilis pada daerah tersebut, ada risiko terkena infeksi.

Artikel Terkait: Cara Mencegah Penyakit Sifilis dengan Benar

Gejala Sifilis di Selangkangan

Penderita sifilis yang tidak mengobati infeksi primer, maka dampak sekunder akan menyerang dengan tanda yang berupa ruam di selangkangan.

Bintik-bintik yang kemerah-merahan itu muncul sekitar 2 hingga 8 minggu setelah chancre muncul.

Bentuk ruam yang dapat memenuhi tubuh pengidap sifilis, mungkin berupa bercak yang seperti kulit kasar, tidak mengakibatkan rasa nyeri, dan bisa menghilang selama beberapa bulan.

Kemungkinan lainnya, pengidap bisa merasakan nyeri otot, demam, rambut rontok, dsb.

Namun, infeksinya tidak hilang, malah akan berkembang ke tahap sifilis laten.

Sifilis fase ketiga tersebut memang tidak menimbulkan ciri-ciri apa pun pada pengidap, tetapi bukan berarti penyebaran berhenti begitu saja.

Justru dengan tidak mengobatinya, tahap ini dapat menginfeksi pasangan, keluarga, dan lingkungan sekitarnya pada 12 bulan pertama.

Setelah dua tahun infeksi tidak menular lagi walaupun bakteri masih hidup dalam tubuh.

Agar tidak berkembang ke fase yang kronis, sifilis harus ditangani oleh dokter yang tepat. Dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai untuk membunuh Treponema pallidum.

Sumber: Klinik Apollo

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu