Ilustrasi Jenis Sifilis yang Harus Diwaspadai |
Klinik Apollo – Tahukah Anda bahwa sifilis masih menjadi masalah yang pelik hingga saat ini. Berbagai jenis sifilis yang dianggap sebagai permasalahan, pada kenyataannya memang memiliki dampak yang bervariasi.
Efek dari penyakit sifilis ini harus dihentikan agar penderita tidak menderita komplikasi hingga menyebarkan bakteri kepada pasangan, keluarga, hingga lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, berikut ini kita akan memberikan informasi mengenai 4 jenis sifilis yang harus Anda waspadai.
1. Sifilis Primer
Sifilis primer adalah tahap pertama dari infeksi raja singa yang muncul sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi. Terkadang, kemunculan gejala memakan waktu hingga 3 bulan.
Beberapa gejala sifilis primer yang lazim adalah sebagai berikut:
- Munculnya chancre di tempat seseorang melakukan hubungan intim, seperti di bibir vagina, mulut, atau dubur.
- Seiring kemunculan chancre, kelenjar getah bening dapat membesar dan terasa keras atau sakit saat pengidap menyentuhnya.
- Penderita mengalami penurunan nafsu makan.
2. Sifilis Sekunder
Sifilis sekunder adalah tahap kedua yang terjadi apabila penderita tidak mengobati infeksi setelah tahap primer.
Biasanya, golongan sekunder terjadi beberapa pekan hingga bulan setelah infeksi awal. Gejala sifilis sekunder melibatkan penyebaran Treponema pallidum ke seluruh tubuh.
Beberapa gejala dan tanda tahapan ini meliputi:
- Terdapat ruam berwarna merah di bagian tubuh, biasanya muncul di telapak tangan dan kaki, serta tanpa rasa gatal.
- Luka basah dan lecet di mulut, alat kelamin, atau rektum. Luka ini dapat menular jika terjadi kontak langsung.
- Kelenjar getah bening di seluruh tubuh dapat berubah menjadi ukuran yang besar.
- Beberapa pengidap akan kehilangan nafsu makan, demam, dan/atau kelelahan.
- Sakit kepala, nyeri otot dan sendi, sakit tenggorokan, dan penurunan berat badan.
Gejala tahap sekunder dapat muncul dan hilang dalam beberapa bulan atau bertahan selama beberapa tahun. Jadi, segera obati agar tidak berkembang ke tahap-tahap selanjutnya.
3. Sifilis Laten
Sifilis laten merupakan tahap ketiga infeksi sifilis yang terjadi setelah tahap primer dan sekunder. Pada tahap laten, bakteri masih bersemayam dalam tubuh, tetapi gejala yang tampak secara jelas, mungkin tidak muncul atau terlihat sangat minim.
Orang yang berada pada tahap ini mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dan dapat menularkan penyakit kepada orang lain.
Sementara itu, tahap laten lanjut ialah tahap yang berlangsung setelah dua tahun atau lebih dari infeksi pertama. Pada tahap ini, gejala sifilis mungkin tidak muncul selama beberapa tahun.
Namun, jika tidak diobati, sifilis dapat berkembang menjadi tahap sifilis tersier yang menyebabkan kerusakan jangka panjang.
4. Sifilis Tersier
Sifilis tersier termasuk dalam kategori penyakit menular seksual (raja singa) yang sangat berbahaya. Tahapan keempat ini terjadi ketika tidak ditangani selama mungkin. SIfilis jenis ini biasanya terjadi setelah beberapa tahun atau bahkan beberapa dekade.
Patogen yang menyebabkan sifilis telah menyebar ke berbagai bagian tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan serius di organ-organ internal pada tahap ini.
Beberapa gejala yang mungkin timbul adalah sebagai berikut:
- Bulatan (gumma) yang muncul di kulit, tulang, atau jaringan lunak lainnya. Gumma tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya.
- Pembuluh darah dan jantung dapat mengalami masalah, menyebabkan aneurisma (pelebaran abnormal pembuluh darah), penyakit katup jantung, atau gangguan pada sistem peredaran darah.
- Infeksi yang terjadi di sistem saraf, bisa menyebabkan perubahan perilaku, gangguan koordinasi, masalah penglihatan, gangguan pendengaran,, Sulit berbicara, kelumpuhan, atau masalah kognitif.
- Kerusakan tulang dan sendi bisa saja terjadi. Rusaknya tulang dan sendi akan menyebabkan rasa sakit, kelemahan, dan bahkan kelumpuhan.
Penting untuk diingat bahwa penanganan sangat penting ketika Anda mengalami penyakit sifilis. Sebelum itu, lakukan konsultasi dengan dokter agar mendapatkan perawatan yang baik dan benar.
Sumber: Klinik Apollo
0 Komentar